Dulu saya pernah tertawa ngakak karena mendengar cerita orang Jepang yang mencoba menirukan suara ayam dan binatang lainnya. Lucu, aneh dan terasa jauh dari suara aslinya. Selang beberapa belas tahun kemudian, ketika saya mendapat kesempatan untuk tinggal di negara tersebut, giliran sayalah yang ditertawakan.
Tiruan bunyi dan suara binatang (Onomatopoeia) sepertinya selalu menarik untuk dibicarakan terlebih lagi kalau sudah menyangkut perbedaan negara atau budaya. Setelah lama menetap di negara tersebut dan mulai mengenal budaya mereka lebih jauh akhirnya menyadari bahwa dalam urusan tiru meniru sepertinya orang Jepang adalah jagoannya. Tidak sebatas suara binatang saja, benda matipun sebisa mungkin akan mereka buatkan suara tiruannya. Contoh sederhana adalah untuk suara hujan. Ayo, apa tiruan bunyi hujan dalam bahasa Indonesia ? Sekali lagi yang ditanya bunyi hujan lho, bukan bunyi hujan di atas genting ! Nah, bingung khan ?
Banyaknya tiruan bunyi yang dimiliki oleh bahasa Jepang tidak lepas dari budaya komik yang sangat poluler di negara tersebut. Agar setiap potongan gambar bisa dimengerti oleh pembacanya maka tiruan bunyi ini mutlak diperlukan. Mirip atau tidak adalah masalah kesepakatan saja.
Beruntung, negara tersebut (secara umum) hanya terdiri dari satu rumpun bahasa jadi untuk membuat standar baku dalam bahasa onomatopoeia sepertinya bukan hal yang terlalu sulit. Berbeda dengan wilayah Indonesia yang memiliki banyak bahasa daerah yang dari awal kadang sudah memiliki bahasa onomatopoeia-nya masing masing. Suara anjing misalnya kalau untuk bahasa Indonesia akan bervariasi tergantung daerah. Jadi tentu saja untuk menyeragamkannya sepertinya hampir tidak mungkin. Lagi pula kenapa harus dibuat seragam ? Nyaris tidak terlalu penting bukan ?
Seperti apakah tiruan suara binatang dan benda dalam bahasa Jepang, berikut ini saya coba tuliskan beberapa diantaranya yang kebetulan diingat :
Suara Binatang | ||
Anjing | Inu | wan wan |
Rubah | Kitsune | kon kon (baca : kong-kong) |
Kucing | Neko | nyaa nyaa |
Monyet | Saru | kya kya |
Ayam | Niwatori | kokekokkooo |
Sapi | Ushi | mow mow |
Burung pipit /gereja | Suzume | chun chun |
Burung gagak | Karasu | kaa kaa |
Babi | Buta | buu buu |
Kuda | Uma | hi hiii |
Kodok | Kaeru | kero-kero |
Tikus | Nezumi | Chuu chuu |
Biri biri (sheep) | Hitsuji | Mee mee |
Suara benda | ||
Bunyi bel rumah | pin- pon (baca : ping pong) | |
Klakson mobil | pu pu | |
Bunyi hujan | za za | |
bunyi sirine ambulance | piii-poo-piii-poo | |
Suara detak jam tangan / dinding | katchin katchin | |
Suara air yang diguyur atau disiram (ke seseorang) | basya | |
Bunyi benda jatuh ke air | zaku zaku | |
Bunyi sambungan dua benda menandakan benda itu sudah masuk dan terkunci dengan benar. | kachi | |
Bunyi bola golf masuk ke lobang | koron (baca : korong) | |
Suara microwave oven | Chin ( : ching) | |
Suara gerakan | ||
Gerakan melompat | pyon pyon (baca : pyong pyong) | |
Mencebur ke air | buru buru | |
Bunyi bayangan orang menghilang, contoh Ninja | doron |
Tiruan bunyi lainnya sebetulnya masih sangat banyak yang sepertinya akan terlalu panjang kalau ditulis semuanya. Sebagai akhir kata mudah mudahan ada manfaatnya.
Disusun oleh : nyoman ardika
Osaka, 01 Juli 2010
Referensi : lisan
0 komentar:
:rate5: :hoax: :nyimak: :thanx: :pertamax: :cendol: :bingung: :sundul: :iloveindonesia: :marah: :ngacir: :kiss: :bata:
Posting Komentar
Mohon Commnent