Sebagai seorang gamer, pengetahuan kita akan industri game, baik perangkat keras maupun lunak seharusnya jauh lebih baik daripada mereka yang awam. Namun menyempitnya pengetahuan pada hal spesifik seperti ini seringkali membuat kita melupakan sosok penting yang bergerak di belakang layar industri ini sendiri. Memang tidak sedikit yang mampu meraih popularitas tinggi karena seringnya media mengekspos mereka, namun hal yang berkebalikan justru terjadi pada para pencipta game di masa lalu.
Walaupun hampir semua gamer mengenal game yang mereka buat dan sudah pasti pernah memainkannya, namun nama mereka sebagai pencipta seolah tenggelam begitu saja. Tidak banyak yang berusaha mengenal dan mencari tahu tentang eksistensi mereka. Hal inilah yang terjadi pada sosok seperti Alexey Pajitnov dan Toru Iwatani. Untuk memberikan “pengetahuan dasar” seperti inilah, artikel seperti Gaming VIP dihadirkan. Setidaknya membuat kita pantas untuk menyandang predikat sebagai seorang gamer.
Di tahun 1980-an, ketika game masih terbentuk dari piksel-piksel warna yang sederhana, game fenomenal ini hadir. Menggabungkan sedikit unsur puzzle dan elemen “action”, game ini meledak di menjadi salah satu game arcade yang meledak di pasaran. Game ini sama sekali tidak menghadirkan semua unsur yang dibutuhkan bagi game modern saat ini untuk sukses. Ia tidak menghadirkan sosok karakter yang keren, plot yang epik, sistem gameplay yang kompleks, berbagai achievement, dan alternatif ending. Namun anehnya, game ini berhasil menciptakan salah satu karakter paling ikonik di industri game. Inti permainannya? Makan, makan, dan makan.
Apakah Anda sudah dapat menebak game yang diciptakan oleh sosok bernaam Toru Iwatani ini? Bagaimana jika saya menjabarkannya ke bentuk yang lebih detail. Ingatkah Anda dengan karakter berwarna kuning tanpa wajah, hantu-hantu yang berkeliaran di dalam labirin, suara bunyi mulutnya ketika makan, dan berbagai buah yang kadang muncul tiba-tiba? Benar sekali, Toru Iwatani adalah otak jenius yang berada di balik kelahiran PAC-MAN. Pac-Man sendiri sudah hadir dalam berbagai varian permainan, dari platformer tiga dimensi hingga olahraga. Eksistensinya juga tidak terbendung, bahkan hingga teknologi gaming mumpuni seperti saat ini. Namun yang terbaik? Tetap saja sang klasik yang tidak tergantikan.
Apa yang melatarbelakangi ide jenius Toru Iwatani untuk menciptakan game seperti Pac-Man? Artikel ini akan membawa Anda menyelami latar belakang dan berbagai alasan yang membuat sosok yang satu ini pantas untuk masuk ke dalam jajaran manusia elite di industri game, apalagi mengingat inspirasi yang mampu ia timbulkan dalam kesederhanaan. Siapa tahu Anda juga dapat menemukan jawaban siapa sosok Pac-Man yang sebenarnya?
Siapa itu Toru Iwatani?
Toru Iwatani dilahirkan pada tanggal 25 Januari 1955 silam di Rumah Sakit Meguro, Tokyo – Jepang. Tidak banyak informasi yang bisa digali dari kehidupan seorang Iwatani kecil, apakah ia memang lahir dengan kreativitas yang luar biasa atau hidup dari belajar. Satu yang pasti, takdir kehidupan Toru Iwatani untuk menjadi pencipta salah satu game paling fenomenal di industri game dimulai pada tahun 1977, dimana ia baru berusia 22 tahun. Perusahaan yang membesarkannya? Sang raksasa – Bandai Namco yang dimasa itu masih bernama Namco Ltd.
Pada umur 22 tahun, Iwatani bergabung dengan Namco, sebuah perusahaan yang di masa itu mulai meniti jalur kesuksesan di industri game. Pada awalnya, ia berpikir bahwa pekerjaannya akan berhubungan dengan pengembangan dan desain mesin pinball terbaru yang cukup populer saat itu. Namun ternyata, ia harus menghadapi sebuah tantangan “aneh” bernama video game. Padahal Iwatani tak pernah punya pengetahuan dasar apapun tentang komputer, visual arts, atau desain grafis. Semua hal tersebut ia pelajari sendiri ketika menjalani profesi ini. Di awal kariernya, ia berhasil menciptakan beberapa game seperti Gee Bee, Bomb Gee, dan Cutie Q (1978 – 1979) yang terinspirasi dari permainan Pinball. Baru pada tahun 1980, masterpiece nya lahir dan dikenal dunia.
Sebuah Sejarah Lahir
Apa sebenarnya visi utama Toru Iwatani ketika memutuskan untuk bergabung di dalam Namco? Tujuan utamanya tentu saja mencari keberhasilan di sana. Hal yang krusial justru ada pada cara utama yang ia percayai akan mampu mewujudkan hal tersebut. Iwatani ingin menciptakan sebuah game yang tidak hanya ditargetkan pada gamer pria, namun juga mampu memberikan kesenangan tersendiri bagi kaum wanita dan muda-mudi yang sedang berpacaran. Ia ingin game center di masa itu untuk menghadirkan atmosfer permainan yang lebih ringan untuk sebuah mood gaming. Oleh karena itu, gamer wanita menjadi target utamanya.
Ide untuk Pac-Man sebenarnya sudah lahir sejak pertengahan tahun 1978. Ia bersama dengan Shigeo Funaki (programmer) dan Toshio Kai (sound + music) berusaha mewujudkan sebuah konsep yang tak sengaja mereka temukan ketika sedang menyantap pizza bersama. Iwatani yang saat itu terus berusaha mencari ide untuk menarik wanita ke game center tiba-tiba melihat sebuah “karakter unik” yang bisa ia gunakan di game selanjutnya. Sebuah potongan kecil di lingkaran pizza yang sempurna menampilkan sosok dengan mulut yang tampak terbuka. Sederhana, namun juga menarik. Iwatani hanya perlu menemukan “pondasi” yang bisa membuat gamer wanita nyaman. Ia menemukan “Makan” sebagai kegiatan yang paling menarik wanita saat itu. Menggabungkan keduanya? Benar sekali, kita menemukan Pac-Man.
Konsep yang sudah ada kemudian dimaterialisasikan dalam sebuah bentuk video game dengan genre baru. Mereka menamakan game ini sebagai PUCK-MAN. Misi gamer sangat sederhana, bergerak di dalam labirin sembari memakan semua titik-titik makanan yang ada untuk memenangkan pertandingan. Mudah? Tidak, karena ada empat hantu yang siap mengganggu kerja si Puck-Man. Jika Anda mengira keempat hantu ini hanya pemain figuran, maka Anda salah besar. Iwatani bahkan menyiapkan nama untuk masing-masing dari mereka sebagai bentuk personifikasi yang unik. Mereka adalah Blinky, Pinky, Inky, dan Clyde yang namanya diambil dari film anime kartun terkenal – Obake no Kitaro. Puck-Man memulai langkah awal sejarahnya.
Ketika Puck-Man berhasil mencapai kesuksesan yang luar biasa di game center Jepang, perusahaan Amerika yang bergerak di bidang yang sama – Midway tertarik untuk membawanya ke dunia barat. Namun nama “Puck-Man” di kala itu dirasa terlalu mudah diplesetkan menjadi sebuah kata kotor. Oleh karena itu, Midway mengganti namanya menjadi PAC-MAN. Walaupun terdengar lebih baik, namun pergantian judul ini sedikit melenceng dari tujuan awal Iwatani menghadirkan nama “Puck” di game yang satu ini. Kata “Puck” ini sendiri terinspirasi dari kata “Paku-Paku”, sebuah bahasa slang Jepang yang sering digunakan untuk menggambarkan gerak mulut ketika makan.
Mengapa Toru Iwatani Layak Menjadi Gaming VIP?
Ada banyak hal yang membuat seorang Toru Iwatani pantas mendapatkan predikat sebagai seorang gaming VIP. Terlepas dari kesederhanaan dan keunikan konsep gaming yang ia hadirkan, apa yang dilakukan oleh Iwatani di akhir tahun 70-an merupakan sebuah lompatan inovasi dan kreativitas yang tidak mudah untuk dilakukan. Ketika game di saat itu mengusung kekerasan dan senjata sebagai elemen utama permainan, seperti yang dilakukan Taito pada Space Invaders, Toru Iwatani datang dengan konsep yang sama sekali baru. Tidak ada kekerasan, tidak ada pesawat, tidak ada unsur maskulin yang kentara. Yang ada hanyalah sebuah karakter bulat dengan mulut dan makanan yang melimpah. Siapa yang mengira jika game “makan” seperti ini mampu menjadi salah satu game paling fenomenal di industri game?
Berbagi nasib yang sama dengan Alexey Pajitnov, Toru Iwatani tidak lantas menjadi super kaya dengan invasi Pac-Man yang meluas di seluruh dunia. Walaupun ia menjadi pencipta franchise ini, statusnya yang saat itu masih menjadi karyawan Namco membuat Pac-Man hanyalah bagian dari pekerjaannya sehari-hari. Walaupun game ini meledak di pasaran, Iwatani mengaku bahwa ia masih mendapatkan gaji dan jabatan yang sama setelahnya, tidak ada yang banyak berubah. Royalti baru ia dapatkan ketika mulai memproduksi game setelah Pac-Man.
Walaupun Pac-Man menjadi “identitas” bagi seorang Toru Iwatani, bukan berarti game ini merupakan satu-satunya franchise game terkenal yang ia hasilkan. Apakah Anda pernah mendengar game Ridge Racer? Time Crisis? Libble Rabble? Semua franchise game ini juga ditelurkan dari ide kreativitas Iwatani sendiri. Walaupun usianya kian menua, kontribusinya terhadap industri game juga terus berlanjut. Ia kini menjadi pengajar Character Design Studies di Universitas Seni Osaka dan Universitas Politeknik Tokyo setelah resmi keluar dari Namco pada tahun 2007 silam.
Toru Iwatani memang tidak pernah mendapatkan spotlight yang khusus dari media selama perannya di industri game. Namun inovasi yang ia hasilkan benar-benar mendatangkan keuntungan yang super besar bagi Namco. Mesin Arcade koin makhluk kuning ini berhasil menyabet gelar Guinness World Records sebagai mesin arcade yang paling banyak dipasang di seluruh dunia. Dengan total pemasangan hampir mencapai 300.000 unit, Toru Iwatani menjadi sebuah trensetter di industri game yang tak akan mudah lekang oleh masa.
Jadi ingatlah, setiap kali Anda melihat Pac-Man mulai beraksi dengan suara uniknya di dalam game, ada kerja keras dan inovasi minim pamrih dari Toru Iwatani di sana.
Source: Wikipedia, Pacmanmuseum
Source Gambar: Google
0 komentar:
:rate5: :hoax: :nyimak: :thanx: :pertamax: :cendol: :bingung: :sundul: :iloveindonesia: :marah: :ngacir: :kiss: :bata:
Posting Komentar
Mohon Commnent