Anda, pembaca koran dan penonton berita televisi, mungkin sering tidak sadar bahwa media pers sering melakukan “rekayasa” — tepatnya manipulasi — lewat teknik jurnalisme yang disebut sebagai “angle berita” atau pemilihan sudut pandang berita. Sebuah gambar atau berita diterbitkan sebagai fakta untuk mengubah opini publik, padahal fakta itu tidak sepenuhnya benar. Perhatikan buktinya di bawah ini.
FOTO TENGAH: Itulah foto asli yang ditemukan di Internet, dijepret oleh wartawan Associated Press Amerika Serikat, Itsuo Inouye. Foto militer USA memberi minum tawanan perang di Irak tahun 2003 sembari rekannya mengacungkan senjata.
FOTO KIRI: Dipotong, dan ditampilkan hanya bagian “mengacungkan senjata”, konon muncul di televisi Aljazeera.
FOTO KANAN: Juga dipotong, menonjolkan bagian “memberi minum”, kabarnya tampil di TV Amerika, Fox News. (Sumber foto: Bestbookmarks.)
Walaupun telah 16 tahun bekerja sebagai jurnalis, saya tidak akan menyalahkan pernyataan seorang Plusser bule: “Jangan percayai semua yang diberitakan pers. Media memberitakan hal-hal yang mereka inginkan untuk anda percayai.”
Seorang teman saya yang bekerja untuk televisi swasta pernah bercerita bagaimana dia terpaksa “merekayasa” gambar demi penugasan dari redaksinya. Dia merekam gambar sepetak kecil sawah yang terlihat kering, tapi pada narasi berita ditayangkan: Sekian hektare sawah kekeringan.
Umumnya konsumen media pers tidak akan mudah mengenali “trik jurnalisme” semacam itu.
Maka benar: Anda “jangan percaya penuh” saat melihat sebuah foto koran, membaca berita media, atau melihat gambar televisi. Simaklah dengan pikiran kritis, dan baca koran lain untuk pembanding. Karena angle berita sering dipakai wartawan untuk mengarahkan opini publik.
Foto koran & TV: angle berita mengubah opini publik
Tiga foto yang sama membentuk opini publik yang berbeda. Foto koran: militer USA dan tawanan perang Irak. (AP Photo/Itsuo Inouye)
Coba anda HANYA melihat foto pertama, paling kiri, dan telapak tangan anda supaya menutup kedua foto lainnya. Apa yang anda pikirkan? Apa kesan yang muncul?“Wah! Kejam sekali militer USA itu! Musuhnya sudah jatuh, matanya tertutup, mungkin kesakitan, tapi masih mau ditembak lagi….”Sekarang lakukan hal yang sama pada gambar paling kanan. Kesan apakah yang muncul? Pasti berbeda daripada yang pertama tadi.
FOTO TENGAH: Itulah foto asli yang ditemukan di Internet, dijepret oleh wartawan Associated Press Amerika Serikat, Itsuo Inouye. Foto militer USA memberi minum tawanan perang di Irak tahun 2003 sembari rekannya mengacungkan senjata.
FOTO KIRI: Dipotong, dan ditampilkan hanya bagian “mengacungkan senjata”, konon muncul di televisi Aljazeera.
FOTO KANAN: Juga dipotong, menonjolkan bagian “memberi minum”, kabarnya tampil di TV Amerika, Fox News. (Sumber foto: Bestbookmarks.)
Walaupun telah 16 tahun bekerja sebagai jurnalis, saya tidak akan menyalahkan pernyataan seorang Plusser bule: “Jangan percayai semua yang diberitakan pers. Media memberitakan hal-hal yang mereka inginkan untuk anda percayai.”
Seorang teman saya yang bekerja untuk televisi swasta pernah bercerita bagaimana dia terpaksa “merekayasa” gambar demi penugasan dari redaksinya. Dia merekam gambar sepetak kecil sawah yang terlihat kering, tapi pada narasi berita ditayangkan: Sekian hektare sawah kekeringan.
Umumnya konsumen media pers tidak akan mudah mengenali “trik jurnalisme” semacam itu.
Maka benar: Anda “jangan percaya penuh” saat melihat sebuah foto koran, membaca berita media, atau melihat gambar televisi. Simaklah dengan pikiran kritis, dan baca koran lain untuk pembanding. Karena angle berita sering dipakai wartawan untuk mengarahkan opini publik.
0 komentar:
:rate5: :hoax: :nyimak: :thanx: :pertamax: :cendol: :bingung: :sundul: :iloveindonesia: :marah: :ngacir: :kiss: :bata:
Posting Komentar
Mohon Commnent